Pada hari Sabtu Minggu ku pergi ke Dempo
Naik mobil rame-rame membawa sepeda
Ku duduk samping pak supir yang sedang menyetir
Mengendali mobil, sepeda aman di jalan
Brem brem brem brem brem brem brem suara deru mobil
kring kring kring kring kring kring kring suara bel sepeda
Hahha, gapapa deh norak dikittt aja pake gubah2 lirik naik delman.
Hwaaaa . . .
Kereeen . . .
Brrrrr, dingiiiiin . . .
Komentar pertama kali ketika kami menginjakkan kaki di tanah Dempo sekitar pukul 04.00. Begitu keluar dari mobil, pertama kali terasa dan terlihat adalah hawa dingin yang merasuk dan kelap kelip kota yang meriah. Langsung saja kami bersegera menuju penginapan, capek niaaan perjalanan + 8 jam ini.
Esoknya, kami bersegera dan bersiap sigap, hahha, prepare sepeda, sarapan, dan canda tawa di pagi cerah yang menampakkan gagahnya Gunung Dempo, benar-benar terlihat jelas.
Tepat 40 orang bersiap menuju tugu Rimau yang terdiri dari beragam komunitas seperti Bike2Work Palembang, Hindoli Cycling Community, dan 2 orang goweser dari Pangkal Pinang. Perjalanan ditempuh dengan truk yang mengangkut sepeda dan penumpang selama 1 jam, melewati perkampungan dan kebun teh, di pagi itu pula masyarakat telah beraktivitas memetik kebun teh, sungguh pemandangan yang hijau dan ramah. Mencapai tugu Rimau, tak lupa kami bersapa dengan si Rimau, hahha, ritual wajib sebelum melibas track. Setelah briefing dan doa bersama maka mulailah kami beramai-ramai menggowes sepeda dengan track onroad dan offroad, semua peserta menggila dan makin berani melibas track yang dilewati. Aneka rupa jenis MTB nyatanya sanggup melalui track semi downhill.
Sudah menjadi sewajarnya ketika ada peserta yang terjungkal, menggelinding, pecah ban, hahha, karena saking serunya menikmati batu demi batu, tanah demi tanah, aspal demi aspal, secara full speed. Hingga akhirnya siang menjelang, dan kami singgah sejenak di salah satu Curup, yaitu Curup Mangkok. Makan siang sekaligus bermain air, istilahnya ''kekeceh", menjadi agenda kami di Curup. Gowes berlanjut menuju perjalanan pulang ke Villa. Perjalanan ini terpisah menjadi dua kelompok, sebagian melalui jalan aspal, dan sebagian lagi melalui perkampungan dan persawahan. Hehhhe, saking siangnya dan hari itu memang benar-benar panas, sebagian memilih untuk 'menyerah' dan menumpang pick up yang lewat. Yang lainnya, teteeep gowes, meski pelan dan benar-benar pelan. Tantangan disini adalah topografi yang menanjak serta panjang, sehingga cukup melelahkan, sampai-sampai meskipun tidak menumpang pick up, sesekalinya kami ber'TTB' ria (tenteng-tenteng bike).
Yaaaa, siang yang benar-benar panas hingga ketiga villa tempat kami menginap sepi seketika di tengah banyaknya goweser. Banyak namun sunyi, hallah, maksudnya adalah semua langsung tidur terlelap, bear-benar tidur. Sebagian kecil saja goweser yang masih bertahan untuk tidak tidur, ketawa-ketiwi mengingat peristiwa selama tadi ber-offroad ria. Hingga akhirnya masih ada yang tidak puas menjajal track, maka sorenya pun berlanjut menuju tangsi 2. Sebagian saja yang tertarik, karena lelah yang sangat, mungkin??
Dan akhirnyaaa, lokasi berupa single track di sore hari menjelang maghrib semakin ganas kami libas. Hampir secara keseluruhan track terlibas full speed. Fiuuuh, bisa dibilang sore yang memuaskan :DD
Malamnya merupakan malam ramah tamah antara komunitas yang bergabung. Makan bersama adalah menu utama dari perkumpulan malam itu, hhehee, tak terkecuali dengan obrolan ringan untuk lebih saling mengenal antar personal dan komunitas. kemudian berlanjut dengan jalan-jalan ke kota Pagaralam. Menikmati secangkir bandrek dan sekoteng ditambah sajian hangat dari salah satu goweser, Om Ichin, kehangatan yang berubah menjadi obrolan panas, *upss.
Paginya adalah pagi terakhir di Pagaralam, hikshiks. Kami bersiap kembali gowes, meski badan sudah remuk karena offroad yang gila, hahha. Berama-ramai menuju kota, mencari sarapan dan oleh-oleh, hingga bertemu dengan salah satu komunitas MTB di Pagaralam. Wakkss, agak menyesal juga, karena ternyata mereka punya beberapa track yang seru dan sepertinya kami belum pernah mencoba. Padahal hari ini adalah terakhir kami di Pagaralam. Obrolan pun berlanjut hingga saling bertukar identitas dan harapan agar ke depannya dapat menjalin kerjasama, *wiiihh formal niaaan, kiddin'. Intinya, ke depan bisa gowes bareng ketika kami kembali ke Pagaralam lagi.
Setelahnya, kami packing sepeda untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Palembang. Sembari perjalanan pulang, kami mampir di wisata air terjun Lematang, masih di kota Pagaralam, dasarrrr masa kecil kurang bahagia kah, atau karena saking serunya wisata ini, beramai-ramai kami bermain air (lagi), namun dengan tantangan yang lebih seru. Hahha,
Alhamdulillah, PAGARALAM #4 mendapat respon yang cukup baik. Keinginan utuk segera kembali, rasa syukur atas kondisi alam yang menggugah, penasaran dengan track-track yang tidak sempat dilalui, kebersamaan yang indah, menjadikan acara ini dapat berjalan dengan sukses. Ketidaksempurnaan dalam melakukan sesuatu adalah hal yang pasti, namun berkaca dari pengalaman, agar ke depannya makin baik lagi adalah harapan bersama \(^^)/ Makasiiii kawan,
Keep d'spirit of RIDE!! Sepedamu Hijaukan Bumi Ku,
SEKILAS DOKUMENTASI PAGARALAM #4
